Jumat, 19 Juni 2009

Keajaiban Otak Anak


Sebuah ungkapan bijak berbunyi: "Belajar itu dari buaian hingga liang lahat."
Seolah membuktikan kebenaran kalimat itu, temuan-temuan mutakhir dalam bidang neurologi dan psikologi menunjukkan bahwa sejak lahir, bayi memang telah membawa kecenderungan untuk belajar.


Bak seorang fisikawan, dia menyelidiki sifat benda-benda di sekitarnya.
Bak seorang psikolog, dia berusaha membaca pikiran orang-orang yang dijumpainya.
Dia membuat perkiraan, mengujicobanya, menarik kesimpulan, dan melakukan koreksi bila suatu saat kesimpulannya itu terbukti salah: persis seperti cara kerja seorang ilmuwan.

Buku ini bukan "sekadar" buku how-to pengasuhan anak, tetapi buku yang memberikan pemahaman menyeluruh tentang cara kerja otak bayi.
Oleh karenanya, inilah buku wajib bagi para orangtua baru yang serius daslam mengembangkan potensi anak sejak sangat dini.
Buku yang segar, informatif, dan terkadang jenaka ini akan memberi Anda kegembiraan baru dalam mengasuh anak, karena juga memberikan contoh eksperimen-eksperimen kecil yang bisa Anda lakukan bersama sang buah hati.

Klik Disini untuk download isi buku.



Kamis, 18 Juni 2009

Sisi Lain Bisnis Seks dan Narkoba




"Bagiku, ada persamaan antara Indonesia dan virus HIV, yaitu, keduanya bisa merasuki darah Anda dan akan tetap bercokol di sana seumur hidup. Untung saja, akibat dari tertular 'virus Indonesia' tidaklah sedemikian menghancurkan seperti halnya HIV … Buku ini bukanlah sebuah buku mengenai Indonesia, tetapi memang banyak dari apa yang diceritakannya terjadi di Indonesia, negeri yang telah paling banyak mengajariku mengenai seks, ilmu, dan kehidupan."
Elizabeth Pisani




The Wisdom of Whores adalah sebuah buku mengenai hidup dan mati, seks dan narkoba, yang ditulis oleh seorang wartawati dan ahli epidemiologi asal Inggris yang pernah lama menetap di Jakarta. Dalam buku yang berani dan "berbahaya" ini tergambar kehidupan dalam dunia HIV/AIDS internasional yang berputar di sekeliling hotel-hotel dan pusat-pusat konvensi yang mewah, maupun di jalanan kumuh kota Jakarta dan kota-kota besar lainnya di dunia. Ditulis dengan renyah dan amat menarik, buku ini mengungkap seluk beluk permasalahan AIDS yang berkelindan di antara meja birokrasi, kamar-kamar rumah bordil, dan transaksi bisnis bernilai milyaran dolar. Buku ini juga berkisah tentang harapan dan kekecewaan. Sebuah buku mengejutkan dan kontroversial yang akan membuka mata dan hati Anda.

Elizabeth Pisani memberi dua tawaran kontroversial, keharusan menggunakan kondom di tempat pelacuran dan pemberian jarum steril bagi pengguna narkoba suntik.

AIDS mungkin bagai belusuk (ular laut berbisa). Siapa pun yang sering 'berbasah-basah di laut' bisa tergigit. Lantas apakah cukup melarang individu mandi di laut hanya karena keberadaan belusuk?

Sejak Luc Montagnier dan Francoise Barre-Sinoussi (keduanya meraih Hadian Nobel bidang Kesehatan 2008) menemukan HIV pada 1982, AIDS telah membunuh 25 juta orang. Bahkan hingga kini 33 juta orang di dunia telah terinfeksi HIV. Elizabeth Pisani menuturkan pengalamannya selama berkecimpung dalam kegiatan penanggulangan HIV/AIDS melalui buku setebal 589 halaman ini.
Pada 1993, Pisani memutuskan berhenti sebagai wartawan Reuters. Ia memilih mengikuti program master dalam bidang demografi medis. Tak dinyana, jalur itu justru mengantarkannya ke dalam pusaran penanggulangan HIV/AIDS. Noni asal Inggris itu kian sibuk setelah masuk ke UNAIDS pada 1996.

Pisani sadar bahwa menjadi aktivis penanggulangan HIV/AIDS justru meminta kerja ekstrakeras ketimbang saat ia masih berprofesi sebagai kuli tinta. Maka, buku ini pun bercerita tentang ketegaran seorang anak manusia bergelut dengan pilihan profesinya.

Jean Baudrillard (dalam Piliang, 2004:171-172) sempat mengupas persoalan AIDS melalui karyanya berjudul Seduction. Penyakit itu, menurut Baudrillard, muncul sebagai dampak dari sistem tak terkendali yang sebenarnya merupakan kreasi kita sendiri. Sistem itu ialah transparansi dan promiskuitas (jaringan seksual dengan siapa saja) dalam orbit global. Alih-alih meluapkan kenyamanan, analisa Baudrillard malah seperti manusia yang merutuki nasib tanpa berbuat apa-apa.
Pisani melangkah jauh dari sekadar bermuram durja ketika melihat persoalan AIDS. Penyakit itu, menurut Pisani, hanya menular lewat dua bentuk kegiatan, yaitu seks dan narkoba suntik. Globalisasi, kemiskinan dan tinggi rendahnya tingkat pendidikan bukanlah faktor utama yang menjadi tunggangan HIV untuk menyebar ke seluruh dunia.

Maka solusi konkret dari Pisani ialah penggunaan kondom bagi kalangan yang melakukan seks berisiko tinggi dan pemberian jarum steril untuk pengguna narkoba suntik. Tentu solusinya mengundang kontroversi. Ia seperti mengamini berlangsungnya praktik gelap yang ada di belahan dunia.

Realitas Kondom
Pisani memang mengajak kita untuk menjejak di bumi realitas, bukan terus-menerus terbang mengawang di langit idealitas. Misalnya, mampukah menghapus prostitusi (salah satu pekerjaan tertua di muka bumi)? Pisani beranggapan, gerakan penutupan bordil hanya akan mempersulit proses pencegahan AIDS karena para penjaja seks komersial (PSK) tak lagi berada di satu tempat.
Noni dari Inggris ini tak segan masuk ke gerai seks, mulai dari lokalisasi Rawa Malang (Jakarta), bar-bar di Dili (Timor Leste), hingga sejumlah bordil di Dongxing (Tiongkok). Dia menemukan minimnya penggunaan kondom di kalangan pembeli seks dari PSK. Padahal, itulah wahana yang tepat bagi penularan HIV. Maka, aturan ketat penggunaan kondom di lokalisasi, menurut Pisani, mutlak diperlukan untuk mencegah penyebaran AIDS.

Sering berganti pasangan dalam hubungan seksual-—tanpa menggunakan kondom-—dipastikan menjadi penyebab seseorang tertular HIV. Namun, polanya bergantung pada geografis dan kultural suatu daerah. Pada kebanyakan negara di benua Afrika, tak perlu keberadaan prostitusi untuk menularkan HIV.
Demikian pula pola penyebaran HIV melalui jarum suntik yang dipakai bergantian di kalangan pengguna heroin. Walau seluruh dunia mengamini bahwa heroin adalah barang ilegal, tapi pengguna barang itu tak jua susut. Penjara menjadi lumbung penularan HIV melalui jarum suntik (hal.448).

Narkoba yang tidak dikonsumsi secara suntik pun turut berkontribusi pada penyebaran AIDS. Pengguna narkoba yang sedang high memiliki kecenderungan tinggi untuk melakukan hubungan seks tanpa kondom. Pisani mengakui bahwa di Indonesia dan sebagian besar negara di Asia, konsumsi narkoba memang saling tumpang tindih dengan perilaku seks berisiko tinggi dalam pola penularan HIV (hal.169).

Pertaruhan dana
Berbicara tentang upaya penanggulangan, Pisani melihat adanya beberapa kendala. Pertama, birokrat di negara berkembang masih enggan mengucurkan dana bagi pencegahan epidemi AIDS. Hal itu bertolak belakang dengan pejabat di negara maju yang mulai aktif menggelontorkan dolar bagi program penanggulangan HIV/AIDS, walau tentu saja, sebelumnya birokrat di negara maju juga malas melakukan hal itu.

Kedua, datang dari kultur suatu daerah. AIDS masih dipahami sebagai 'penyakit hukuman' bagi kelompok yang berperilaku di luar norma masyarakat. Akibatnya, orang-orang yang berisiko tinggi tertular HIV/AIDS enggan memeriksakan kesehatan mereka karena takut distigma negatif oleh masyarakat.
Ketiga, Pisani mengungkapkan adanya pertarungan antarlembaga yang berkecimpung di dunia narkoba dan AIDS juga sering memecahkan konsentrasi dari kegiatan pencegahan menyebarnya epidemi AIDS. Patut diketahui, kini lembaga internasional yang menangani AIDS bukan hanya UNAIDS. Pertarungan antarlembaga itu terjadi karena perbedaan ideologi yang diusung, hingga berakibat pada cara pandang dan penanganan terhadap AIDS.
Melalui buku ini kita bisa mengetahui bahwa AIDS telah menjadi komoditi yang bisa dijual, dan pengaruhnya mampu merasuk ke relung politik. Bahkan, 'belusuk' itu tak lagi hanya menyebarkan bisanya kepada mereka yang sering 'berbasah-basah di laut'. Para istri setia dan jabang bayi pun memiliki peluang mengidap AIDS karena tertular HIV dari seorang suami yang sering 'jajan' di luar rumah.

Akhirnya, buku ini memang menawarkan sikap bijak kepada kita dalam memahami penyakit AIDS.

ISBN :9789791275541
Rilis :2008
Halaman :600
Penerbit :Serambi
Bahasa :Indonesia

DOWNLOAD klik DISINI